Ketika Dimensi Kehidupan Bergerak ke Revolusi Bumi yang Berbeda

Minggu, 29 Desember 2013

Ribuan Pasir Milyaran Air Asin

Kira-kira bulan Februari 2013 lalu, saya sama temen-temen kampus se-angkatan ngadain liburan bareng, kali ini kita pilih tempat yang ada pasir sama lautnya, mana lagi kalau bukan pantai. Pantai pasir putih Situbondo yang "katanya" bagus jadi sasaran liburan kita kali ini, dan aku coba searching ternyata foto  yang ditampilkan adalah foto-foto pantai yang emang asli epic banget, okelah akhirnya kita berangkat.

Karena yang ikut gak terlalu banyak berangkatlah kita ke Situbondo dari Surabaya dengan satu bis. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 5 jam, lama banget kan ya. Jam 7 pagi kita berangkat dan sampai pantai Situbondo jam 12 siang. Sebelum masuk kita beli tiket masuk dulu, waktu itu sekitar 30 orang dengan satu bis bayar tiketnya 210ribu rupiah jadi kira-kira per-orangnya 7ribu rupiah. Dan ternyataaa jeng jeng jeeeng.... Gak se-epic yang ada di foto -_- Astaga pantainya kotor, sayang banget... Padahal harusnya pantai ini bagus kalau dirawat. Kecewa deh kita, tapi berhubung kita udah nyampe' sana yauda lah kita main-main disana..

Ini pantai pasir putih Situbondo kala itu


Dermaga pantai

Kapal Nelayan

Saya dan LailiKhum setelah insiden penceburan

Jadi ceritanya saya tuh diisengin sama temen-temen, enak-enak lagi duduk di pasir pantai tiba-tiba saya diangkat orang banyak dan diceburin ke laut, alhasil saya basah kuyup.

Para perempuan di Chemistry-ITS 2011

Ini saya sama Hani kayak anak SD yang nyasar ke laut. Postur badannya kayak anak SD sih -_-

Pantai Situbondo harusnya jadi pantai pasir putih terbagus di Jawa Timur tapi entah karena kurang perawatan atau gimana jadi gak epic atau gak wow lagi. Sedih juga liatnya, kekayaan alam yang kita miliki jadi berkurang satu. Lalu tugas siapa ini agar pantai tetap terawat? Tentu saja tugas kita sebagai para tentara alam yang ditugaskan oleh Tuhan buat melestarikan lingkungan yang ada di bumi. Kesadaran dan rasa memiliki masyarakat sekitar juga harus dinomor satukan, karena mereka yang paling sering berinteraksi langsung dengan alam dan lingkungannya. Sayang banget kan, pantai yang harusnya gak kalah sama pantainya Hawaii tapi gak keurus :(

Sakau Sama Alam


Keren kan, itu foto tempat saya dan temen-temen LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) waktu saya masih SMA. Tahun 2009, sebelum saya menjabat sebagai ketua OSIS, saya dan temen-temen diberi pelatihan kepemimpinan sama sekolah. Dan pelatihannya diadain di Songgoriti, Malang. Selain pelatihan dalam ruangan kita juga diajak susur bukit sebagai bentuk pelatihan teamwork kita sebagai pengurus OSIS.


Di tengah padang rumput sambil nunggu makan pagi dateng, daripada kita cuma duduk sambil megangin perut.


Indahnya alam saat itu bersama teman-teman, sumpah keren. udaranya sejuk, dingin dan fresh banget dah. itu sekitar jam setengah 7 pagi...



Ini waktu istirahat di tengah-tengah hutan.



Keliatan banget wajah-wajah lelah. Mulai lapar lagi, padahal udah sarapan tadi pagi. Sarapannya udah terbakar sama aktivitas kita.



Ini waktu pulang trus di tengah jalan ketemu orang lagi main paralayang, jadi pengeen... sayang gak bisa nyobain waktu itu.

Banyak tempat yang bisa kita jadikan tempat pelatihan, gak cuma duduk dalem ruangan dan dengerin pemateri tapi dapat pula disisipkan kecintaan kita pada alam, karena kita sebagai manusia yang bersentuhan langsung sama alam, jadi kita kudu sakau sama alam jadi ketagihan bikin kita semakin cinta sama alam.

Puisi Ada Apa Dengan Cinta (3)


Oleh: Rako Prijanto

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja

Puisi Ada Apa Dengan Cinta (2)


Oleh: Rako Prijanto

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai kemudian teriakku
Sepi...
Sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau ke pasar
Bosan aku dengan penat
Enyah saja engkau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai

Puisi Ada Apa Dengan Cinta (1)


Oleh: Rako Prijanto

Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debut dan emosi
Bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu
Maka apa terucap adalah sabda pendita ratu
Ahh... diluar itu pasir diluar itu debu
Hanya angin meniup saja
Lalu terbang hilang tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari Cuma kita yang tau
Jiwa ini tandu maka duduk saja
Maka akan kita bawa
Semua
Karena...
Kita...
Adalah...
SATU

Doa Seorang Hamba


Dalam remang ku tegadahkan wajah
Dalam sepi kulantunkan doa
Syair syair merdu kalamullah
Mengalir deras dalam tetesan air mata

Tak pantas rasanya hamba meminta
Meneriakkan serba-serbi kehidupan
Tak pantas rasanya hamba memohon
Menjeritkan ketidakadilan hidup

Ya Allah…
Masihkah emgkau menganggapku
sebagai hambamu?
Aku butuh belas kasihmu
Aku mengharap keridhaanmu

Ya Allah…
Hamba memang tak tahu diri
Yang hanya bisa terkatung-katung
Meminta sepeser pengabulan doa
Berlumur dosa
Berharap surga
(Dianita Devi, 2010)